Pada umumnya, instalasi jalur pipeline berada di bawah tanah atau underground pipeline. Metode instalasi yang digunakan adalah open cut atau open trench ketika jalur pipeline berada dalam kondisi jalur yang normal. Desain dari trench pada jalur pipeline harus sesuai dengan minimum standar untuk open trench. Gambar di bawah ini merupakan panduan yang umum digunakan pada instalasi jalur pipeline. Selain harus mengacu kepada standar yang berlaku, aktual dari open trench harus di desain oleh engineer untuk keperluan proyek secara spesifik1.
Perancangan jalur pipeline tidak selalu dalam kondisi yang sama yaitu berada dalam jalur yang normal dan tidak terjadi crossing. Dalam kondisi tertentu, jalur pipeline akan melewati jalan, rel kereta, sungai, existing pipa, saluran, ataupun utilias lainnya. Crossing pada pipeline memiliki berbagai macam metode yang dapat digunakan. Penggunaan metode crossing dipertimbangkan berdasarkan aspek constructibiliy, faktor safety, perijinan, biaya, serta metode yang paling efisien dan efektif yang dapat dilakukan. Setiap crossing pada jalur pipeline harus dilakukan perhitungan dan analisis yang mengacu kepada kode dan standard yang berlaku. Salah satu kode dan standar yang digunakan untuk crossing pada jalur pipeline adalah API RP 1102 Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways2. Berbagai metode yang dapat digunakan pada crossing jalur pipeline diantaranya adalah Auger Boring, Open Cut, Horizontal Directional Drilling (HDD), dan Pipe Bridge.
Beberapa Jenis Crossing Pada Pipeline Antara Lain Sebagai Berikut
1. Road Crossing
Pipeline yang crossing pada jalan merupakan yang paling umum didapatkan pada proses instalasi jalur pipeline. Jalan yang dilewati memiliki lebar dan tingkat keramaian kendaraan yang berbeda-beda. Setiap jalan yang dilewati oleh jalur pipeine perlu diidentifikasi khususnya terkait dengan metode yang harus digunakan dan juga terkait proses perijinannya. Salah satu yang harus dipertimbangkan dari tim engineering dan tim konstruksi adalah persyaratan kedalaman dan casing yang dibutuhkan jika menggunakan casing1. Ada dua metode crossing jalan yang biasa digunakan, yaitu menggunakan metode auger boring dan open cut. Saat melewati rintangan seperti jalan raya, rel kereta api, atau sungai, metode auger boring dapat digunakan untuk membuat pipeline melewati rintangan tersebut dari bawah 3. Namun, jika jalan tersebut akan dibuka atau menggunakan metode open cut, maka kedalaman penguburan bersama dengan persyaratan pemadatan juga perlu dipertimbangkan. Selain itu, Jika kedua metode tersebut tidak memungkinkan, maka alternatif yang dapat digunakan adalah metode Horizontal Directional Drilling (HDD). Umumnya untuk pipeline yang melewati jalan menggunakan metode open cut tidak menggunakan casing, berbeda dengan metode auger boring yang menggunakan casing.
Gambar Road Crossing Tanpa Casing 2
2. Railway Crossing
Pipeline yang melewati jalur kereta api sangat jarang ditemui. Namun, jika pipeline melewati jalur rel kereta, maka harus diidentifikasi pemilik dari rel kereta api yang dilintasi dan memenuhi persyaratan untuk crossing dari pipeline. Sebagian besar perusahaan kereta api mengeluarkan izin yang seringkali mengandung persyaratan untuk melakukan konstruksi dan operasional yang ketat. Persyaratan untuk melintasi rel kereta api biasanya dapat ditemukan dalam permohonan izin penyeberangan atau dari contoh gambar2. Salinan dokumen-dokumen hasil studi untuk pelaksanaan crossing jalur kereta berupa prosedur dan gambar harus disiapkan oleh tim engineering sebagai syarat permohonan izin. Setelah persyaratan terpenuhi dan izin selesai, selanjutnya diserahkan kepada pihak rel kereta api untuk ditinjau lebih lanjut. Metode yang paling umum digunakan untuk melintasi rel kereta api adalah auger boring. Metode lain yang juga dapat digunakan adalan open cut jika memungkinkan. Setiap metode yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan untuk pipeline yang melintasi jalur kereta. Dalam melintasi jalur kereta, umumnya terdapat dua jenis perlakuan yang dapat dilakukan terhadap pipeline, yaitu crossing pipeline tanpa casing dan crossing pipeline menggunakan casing.
Metode open cut pada railway crossing dilakukan dengan cara membongkar terlebih dahulu rel kereta pada posisi centerline pipeline yang akan melintas. Tentunya dengan metode ini harus sesuai dengan persyaratan dan regulasi, serta dilakukan dengan standard operation procedure (SOP) yang ketat.
Gambar Open Cut Railway Crossing4
3. River Crossing
River crossing merupakan hal yang juga umum ditemukan dalam konstruksi pipeline, jenis sungai cukup variatif, mulai dari lebar sungai serta kedalaman sungai yang berbeda-beda. Crossing sungai dapat memiliki pengaruh yang signifikan yang berpengaruh pada biaya instalasi pipeline. Beberapa aturan dasar pemilihan rute pada crossing sungai yaitu mengetahui dasar sungai yang paling cocok, pipeline harus melintasi sungai pada sudut yang tepat untuk meminimalkan lebar persimpangan dan untuk menghindari lereng samping, dan erosi tebing aktif yang dapat menyebabkan terbukanya dan merusak pipeline serta berdampak pada lingkungan5. Sungai yang lebar umumnya menggunakan metode HDD jika tidak memungkinkan untuk menggunakan metode yang lebih mudah dan dengan biaya yang lebih murah.
Metode yang juga terkadang digunakan pada kondisi tertentu adalah pipe bridge. Jika menggunakan metode crossing menggunakan pipe bridge, akan membutuhkan perhitungan atau analisis pada struktur yang digunakan untuk menopang pipeline. Pipeline yang crossing sungai menggunakan pipe bridge yaitu membangun jembatan baru atau memanfaatkan jembatan yang ada untuk pipeline dapat menyeberangi sungai3
Metode lainnya yang dapat digunakan untuk river crossing adalah open cut dan auger boring untuk sungai yang tidak begitu dalam dan lebar. Berbeda dengan open cut pipeline dalam kondisi normal, jika melewati sungai, maka biasanya dibutuhkan pemberat pada pipa berupa saddle weight atau concrete weight coating (CWC) sebagai buoyancy control sehingga pipa tidak mengapung. Penentuan pemberat harus dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai pemberat yang dibutuhkan, dan apabila secara perhitungan buoyancy control tidak dibutuhkan, maka tidak perlu dipasang. Untuk metode auger boring dilakukan secara umum yaitu membuat lubang untuk bore pit dan receiving pit. Keuntungan utama dari auger boring adalah casing dipasang saat penggalian lubang bor berlangsung7.
4. Drainage Crossing
Hampir setiap drainage di sepanjang rute pipeline di bawah otoritas oleh distrik atau agensi. Terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan/atau irigasi, serta area perkotaan memiliki banyak drainage yang kemungkinan dilewati oleh jalur pipeline. Drainage yang dikelolah oleh suatu instansi sering menentang penyeberangan terbuka untuk meminimalkan dampak yang merugikan terhadap integritas struktural saluran drainage1. Dari pihak engineering harus mempersiapkan gambar serta metode yang digunakan jika pipeline akan melewati drainage tersebut. Metode open cut adalah metode yang paling umum digunakan untuk drainage crossing. Jika tidak memungkinkan, maka dapat menggunakan metode auger boring sebagai gantinya.
5. Cable Crossing
Kabel merupakan salah satu utilitas penting yang perlu dipertimbangkan ketikan melakukan instalasi pipeline. Tidak dipungkiri bahwa dalam proses pembangunan jalur pipeline terdapat banyak kabel yang berada di bawah tanah berupa kabel listrik ataupun kabel telekomunikasi. Setiap crossing kabel, dibutuhkan perijinan dan prosedure yang telah disetujui oleh pihak terkait. Setiap fasilitas baru umumnya diperlukan untuk diletakkan di bawah fasilitas yang ada1. Pipeline Planning and Construction Field Manual. In Amerika. Elsevier)). Semua persyaratan crossing harus diidentifikasi dan dikomunikasikan kepada tim engineering, tim konstruksi, dan tim survei sehingga desain engineering dan persyaratan untuk gambar konstruksi serta izin dapat disetujui.
6. Existing Pipe Crossing
Disepanjang jalur pipeline, terkadang terdapat jalur pipa exisiting yang harus dilewati oleh pipeline yang akan diinstalasi. Untuk mengetahui apakah terdapat pipa existing dapat menggunakan georadar, pipe locator atau dengan melakukan pengecekan secara manual dengan melakukan penggalian atau test pit. Secara umum, setiap pipa yang melewati pipa yang lain, maka akan diperlukan untuk mengetahui pipeline existing yang berada di bawah tanah1. Persyaratan crossing pada pipa existing penting dan harus dikomunikasikan kepada tim engineering sehingga informasi desain dapat dimasukkan dalam gambar konstruksi. Dalam proses instalasi crossing pipeline existing harus mempertimbangkan segala jarak yang telah ditentukan sebagai jarak aman. Metode yang biasa digunakan untuk crossing pipeline existing adalah open cut.
Metode apapun yang dipilih sebagai alternatif pada instalasi pipeline yang harus melewati jalan, rel kereta, sungai, saluran, kabel, pipa eksisting ataupun utilitas lainnya harus memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku untuk menjamin desain pipeline aman ketika beroperasi.
- E. Shashi Menon. (2011). Pipeline Planning and Construction Field Manual. In Amerika. Elsevier[↩][↩][↩][↩][↩][↩]
- American Petrolium Institute. (1993). Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways. American Petrolium Institute[↩][↩][↩][↩][↩][↩]
- Liu, H. (2004). Pipeline engineering (2004). In Pipeline Engineering (2004). https://doi.org/10.1201/9780203711019[↩][↩]
- V. Firat Sever, L. O. (2015). Recent Advances In Underground Pipeline Engineering and Construction. the American Society of Civil Engineer. https://doi.org/10.1061/9780784479360.155[↩][↩][↩]
- Golshan, H., & Murray, A. (n.d.). Pipeline design construction a practical approach[↩][↩]
- Decarlo, F. (1995). River Crossings. October, June, 26–29[↩]
- A. P. Moser, S. F. (2008). Buried Pipe Design[↩]
- McAllister, E. W. (2002). Pipeline rules of thumb handbook : quick and accurate solutions to your everyday pipeline problems[↩]